Suku Bunga Acuan Dibawah 5 Persen, Itu Harapan Dirut BTN

Suku Bunga Acuan

Topmetro.News – Suku bunga acuan (Fed Funds Rate) diharapkan bisa dibawah 5 persen. Hal itu dikatakan Maryono, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) menanggapi keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga acuan “7-Day Reverse Repo Rate” sebesar 6 persen, dengan berharap agar suku bunga ini bisa berada dibawah 5 persen.

Suku Bunga Acuan, BTN tak Menyesuaikan

“Kalau perbankan harapkan turun, tetapi dengan kondisi (ekonomi) global yang masih fluktuatif, Indonesia stabil sudah menunjukkan suatu prestasi,” kata Maryono di Jakarta, Sabtu (27/4/2019) seperti disiarkan antaranews.

Dia menambahkan, BTN tidak melakukan penyesuaian dengan ditahannya suku bunga ini apalagi BI menahan di level 6 persen sudah kelima kalinya secara berturut-turut.

Dibawah 5 Persen, Susah

Menurut dia, suku bunga acuan yang ideal untuk perbankan dibawah 5 persen.

“Idealnya dibawah 5 persen ya bagus, tetapi kan susah. Pernah sampai 4,75 persen,” katanya.

Sekadar diketahui, Bank Indonesia mengubah kembali proyeksinya The Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) dalam dua tahun ke depan.

Sebelum Rapat Dewan Gubernur April 2019 ini, BI masih memproyeksikan suku bunga acuan AS akan naik satu kali selama dua tahun terakhir.

“Dengan dinamika terakhir ini, ekonomi AS yang melambat, inflasi di AS yang tak terlalu tinggi, bacaan kami The Fed tidak akan menaikkan suku bunga tahun ini maupun tahun depan,” kata Perry Warjiyo, Gubernur Bank Indonesia.

berita terkait | BI NAIKKAN SUKU BUNGA ACUAN SEBESAR 50 BPS

Seperti disiarkan Topmetro.News sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) di akhir rapat dua harinya Jumat (29/6/2018) silam, memutuskan untuk menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen dari sebelumnya 4,75 persen.

Ada pun suku bunga suku bunga Deposit Facility naik sebesar 50 bps menjadi 4,50 persen.

Suku bunga Lending Facility naik sebesar 50 bps menjadi 6,00 persen berlaku efektif sejak 29 Juni 2018. Dengan demikian, BI sudah naikkan suku bunga acuannya tiga kali dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

“Keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah lanjutan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve menjaga daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi,” kata Agusman, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Jumat (29/6/2018) silam.

Kebijakan ini tetap ditopang intervensi ganda di pasar valas dan di pasar Surat Berharga Negara (SUN). Serta strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang rupiah dan pasar swap antarbank.

Reporter | JEREMITARAN

Related posts

Leave a Comment